Sabtu, 05 Desember 2009

Penggolongan Kata Secara Tradisional

Diposting oleh Nuy di 04.45
Penggolongan Kata Secara Tradisional

Tardjan Hadidjaja (1965:53-99) dalam bukunya Tatabahasa Indonesia cetakan keempat. menggolongkan kata menjadi seuluh. Kesepuluh jenis atau golongan tersebut ialah: 1) kata benda, 2) kata kerja, 3) kata ganti, 4) kata bilangan, 5) kata sifat, 6) kata tambahan, 7) kata depan, 3) kata penghubung, 9) kata sanding, dan 10) kata seru.

1) Kata Benda

Kata benda ialah kata-kata yang menyatakan benda. Kata benda dapat dibedakan berdasarkan:

a. Bentuknya.
Menurut bentuknya, kata benda dapat dibedakan menjadi: (1) kata benda kata asal, seperti: hati, orang, rakit; (2) kata benda kata majernuk, seperti: burung kakak tua, Lautan Teduh; (3) kata benda kata berulang, seperti: tengah-tengahnya, batang-batang; dan 4.) kata benda kata bersambung, seperti: keadaan, lautan, pikiran.

b. Keadaannya
Menurut kedaannya, kata benda ddapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) kata benda kongkrit yaitu kata benda yang menyatakan bahwa benda-bendanya itu memang benar-benar ada, seperti: orang, burung, buku pelajaran, dan yang menyatakan benda khayal, seperti: hantu, pelesit, bidadari, dan (2) kata benda abstrak yaitu kata yang menyatakan nama benda yang hanya dapat difahami oleh pikiran akan peri adanya itu, seperti: ilham, angan-angan, perdamaian.

c. Artinya
Menurut artinya, kata benda dapat dibagi menjadi: (1) kata benda nama jenis, seperti: rumah, daun, matahari; (2) nama diri, seperti: Leutan Teduh, Torstein; (3) kata benda nama zat, seperti: air, angin dan (4) kata benda nama kumpulan, seperti: berkas, rumpun, kelompok,


2) Kata Kerja

Kata kerja dapat dibagi bermacam-macam, bergantung dari segi tinjaunya. Untuk menggolongkan kata kerja dapat ditinjau dari:

a. Bentuknya

Menurut bentuknya, kata kerja dapat dibedakan menjadi empat yaitu: (1) kata kerja kata asal, seperti: hendak, jatuh; (2) kata kerja kata majemuk, seperti: turun naik, ditandatangani, (5) kata kerja kata berulang, seperti: Berkejar-kejaran; dan (6) kata kerja bersambungan, seperti: menghadapi, terdorong.

b. Hubungannya

Berdasarkan hubungan antara pokok dan sebutannya, kata kerja digolongkannya mnjadi dua, yaitu:

a. Kata keja bentuk tindak, ialah apabila pokok itu bertindak yakni melakukan atau
mengenakan pekerjaan, seperti: duduk, turun naik, berlari-lari, berjual-beli;

b. Kata kerja bentuk taggap ialah. apabila pokok itu menanggapi yakni diberlakukan atau dikenai pekerjaan, seperti: dipukul, dipukul mundur, terjerumus, tertunda-tunda.

3) Kata Ganti

Kata ganti ialah perkataan yang akan menjadi pengganti nama orang atau nama benda. Jenisnya dapat dibedakan:

a. Kata ganti orang, yang dapat dibedakan lagi menjadi: (1) kata ganti orang kesatu (tunggal atau rufrad dan jamak). contohnya: aku, hamba, kami; (2) kata ganti orang kedua (tunggal atau mufrad dan jarak), contohnya: engkau, kalian, kamu; (3) kata ganti orang ketiga (mufrad dan jamak), contohnya: ia,dia, mereka.

b. Kata ganti pemilik, yang dapat dibedakan mejadi: (1) kata ganti pemilik kesatu (mufrad dan jamak), contoh: aku, kami, kalian; (2) kata ganti pemilik kedua (mufrad dan jamak), contohnya: tuan, mu, kamu; dan (3) kata ganti pemilik tiga (mufrad dan jamak), seperti: nya, mereka.

c. Kata ganti penanya, seperti: apa, siapa;
d. Kata ganti penunjuk, seperti: ini dan itu;
e. Kata ganti penghubung ialah kata yang.

4) Kata Bilangan

Kata bilangan dapat digolongkan dengan segi tinjau:

a. Bentuk
Berdasarkan bentuknya, kata bilangan dapat dibedakan menjadi: (1) bentuk kata asal, sererti: tujuh, banyak; (2) Bentuk kata majemuk, seperti: dua tiga hari, seorang dua; dan (5) bantuk kata berulang, seperti: tiga-tiga, dua-dua;

b. Artinya

Menurut artinya kata bilangan dapat dibedakan atas: (1) Kata bilangan pokok, yang terdiri lagi atas: a)kata bilangan pokok yang tertentu, satu, dua tiga; b) kata bilangan pokok yang tak tentu, seperti: semua, segala, tiaptiap; (2) Kata bilangan tingkat, yang dapat dibedakan lagi menjadi: a) kata bilangan tingkat yang tentu, misalnya: kesatu, kedua dan b) kata bilangan yang tak tentu, Seperti: kesekian. (3) Kata bilangan pecahan, seperti: sepertiga, seperempat.



5) Kata Sifat

Kata sifat ialah kata yang menyatakan sifat atau keadaan sesuatu benda, Macamnya dapat dilihat dari:

a. Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, kata sifat dapat dibedakan menjadi: (1) kata sifat bentuk kata asal, seperti: besar, lebar; (2) kata sifat bentuk kata majemuk, seperti: merah putih, gagah berani, dan (3) kata sifat bentuk berulang, seperti: tegap-tegap, besar-besar, serta (4) kata sifat bentuk bersambungan, sererti: berbau, meluas, kemerah-merahan.

b. Adat Pemakaiannya
Berdasarkan adat pemakainya, kata sifat dapat dibedakan menjadi: (1) yang rnenentukan (pada) kata benda, seperti: jeruk manis, orang besar, padi menguning, dan (2) sebagai sebutan dalam kalimat, seperti: di muara sungai pagi-pagi orang sudah sibuk.

6) Kata Tambahan

Kata tambahan ialah kata-kata yang berfungsi sebagai keterangan pada kata-kata yang bukan kata benda. Golongan ini dapat dibedakan menjadi:
a. penunjuk waktu, seperti: pagi-pagi, baru, setelah;
b. penunjuk tempat, seperti: di sini, di atas, ke sana;
c. penunjuk peri keaadaan, seperti: beribahati, sungguh-sungguh;
d. penunjuk banyak dan taraf ketandasan, seperi: terlalu, semata-mata, hanya, agak; dan
e. penunjuk taraf kepastian, yang dapat dibedakar lagi menjadi: (1) kepastian, seperti:
pasti, sungguh (2) kemungkinan, seperti: mungkin, barangkali, (3) pengharapan dan permintaan, seperti: semoga, mudah-mudahan, dan (4) ingkar, seperti: tidak, jangan.

7) Kata Depan

Kata depan ialah kata-kata yang selalu berada di depan kata benda atau kata ganti, sedangkan hubungannya dengan kata benda dan kata ganti yang mengikutinya itu lebih erat daripda hubungan dengan kata yang di depannya, bahkan sering juga di depannya itu tidak ada sepatah kata pun. Berdasarkan artinya, kata depan dapat dibagi menjadi:

a. kata depan pengantar tempat, seperti: ke, di, dari;
b. kata depan pengantar pihak yang akan menerima bagian, seperti: untuk, buat, bagi;
c. kata depan pergantar alat, kawan, atau lawan, ialah kata dengan;
d. kata maksud dan tujuan, seperti: akan, untuk, guna;
e. kata depan pengantar pelaku pekerjaan, ialah, oleh;
f. kata depan penatar waktu atau tempat, seperti: hingga, hamper, sampai; dan
g. kata depan pengantar sebab, seperti: atas, demi, sebab.

8) Kata Penghubung

Kata penghubung ialah kata-kata yang gunanya untuk menghubungkan sebuah perkataan dengan perkataan yang mendahuluinya atau sebuah kalimat dengan kalimat yang mendahuluinya. Menurut artinya, kata ini dapat dibedakan menjadi:
a. kata penghubung penunjuk gabungan, seperti: serta, dan, lagi pula;
b. kata penghuhung pengantar penunjuk waktu, seperti: waktu, ketika, setelah, sementara;
c. kata penghubung penunjuk maksud atau tujuan, seperti: agar, supaya, biar.
d. kata penghubung penunjuk perlawanan, seperti: tetapi, akan tetapi, melainkan;
e. kata penghubung penunjuk sebab atau akibat, seperti: sebab, karena, sampai;
f. kata penunjuk sebab yang tak dipedulikan atau peryataan mengalah, seperti: biar,
biarpun, walau, biar sekalipun; dan
g. kata penghubung penunjuk pelaku, pelengkap, atau keterangan, ialah bahwa (yang).

9) Kate Sandang

Kata sandang ialah kata yang gunanya untuk menegaskan kata yang berikutnya yang disandanginya, hingga kata-kata itu mempunyai arti yang tentu, tersekat dari nada yang lain—lain. Menurut fungsinya, kata sandang dapat dibedakan menjadi: a) kata sandang pembentuk kata benda, Yang kurap, si Cebol, Merah putih; b) untuk mengeraskan arti, menyekat, atau menceraikan kata benda daripada yang lain-lain, seperti: kembalikan saja kepada si pengirim, saya sendiri menjemputmu kemarin; c) untuk menghormat, seperti.: sang Bangsawan, sang Ibu; dan d) untuk menyekat atau menceraikan sesuatu dan kelornpok atau “dunianya’, seperti: sebuah kursi, seekor kambing.

10) Kata Seru

Kata seru ialah kata-kata yang gunanya hanya untuk “melepaskan” perasaan, keluarnya pun biasanya tiada dengan sengaja, seolah-olah terlompat begitu saja dari mulut. Menurut sifatnya, kate seru dapat dibedakan menjadi:
a. kata seru sejati, aduh, amboi, wahai;
b. kata seru tiruan bunyi, seperti: ciap, meong, das
c. kata seru yang terjadi dan kata-kata biasa, seperti:kasihan, inalillahi, saying.
Selain itu, kata seru pun dapat dibedakan menurut maksudnya yaitu:
a. penyeru biasa, seperti: hai nenekku;
b. kata seru yang menyataka kata heran, seerti: wah;
d. kata seru yang menyataken rase sakit atau terancam behaya, seperti: aduh
d. kata seru yang menyatakan rasa iba atau sedih, seperti: kasihan, amboi
e. kata seru yang menyatakan kecewa, seperti: saying, celaka;
f. kata seru yang menyatakar kaget bercampur sedih, seperti: masyaallah;
g. kata seru menyetakan rasa lega, sererti: alhamdulillah;
h. kata seru yang menyatakan jijik, seperti: cih, cis.



Penggolongan Kata Secara Tradisional

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan ngoceh.. ^.^
Yang ngga punya blog juga bisa ngoceh di sini pake alamat email/alamat facebook kalian. =D

Makasih udah mampir ke sini. Jangan bosen mampir ya~

 

Blog Ga Jelass Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting